Sabtu, 29 Juni 2013

efek krisis, 3158 Rakyat Spanyol berkomitmen bunuh Diri

Heningnya media Sapnyol dalam menghentikan efek krisis disinyalir sebagai penyebab utama 3158 Rakyat Spanyol berkomitmen untuk bunuh diri, dimana 119 orang diantaranay adalah korban penggusuran. Spanyol adalah salah satu negara yang tetap kokoh bertahan kendati diterjang badai krisis ekonomi karena kekerasan dan kekejaman yang diperlakukan pemerintah Spanyol kepada rakyatnay, dimana unsure sosial adalah fakta yang tak dapat dieprtanyakan.Hal ini dikemukakan oleh ekonom India penulis buku “The Crack of ystem”, Raghunnam Rajam. Bukannya tanpa alasan, penyebab “kedamaian sosial” ini adalah tidak efektifnya serikat dagang dan partai-partai oposisi untuk menyebarkan efek krisis sosial yang menyebabkan hancurnya ekonomi Spanyol dan mengorbankan bansga Spanyol sendiri. Sehingga kondisi “Kedamaian Sosial” ini dibangun dari biaya pembongkaran masyarakat sipil untuk menggantikan pihak-pihak yang disubsidi serta serikat buruh didasarkan apda fakta tidak adanay solusi untuk menanggulangi krisis dan menyebabkan 3.158 orang Spanyol berkomitmen melakukan bunuh diri dan 119 diantaranya adalah korban penggusuran. Minggu ini, kejadian bunuh diri kembali terjadi di Malaga, dimana korbannya adalah Leandro CMG (36 Tahun). Leandro memutuskan membakar dirinya di depan kantor gubernur Andalusia sebagai protes atas keengganan pemerintah untuk membiayai pengobatan ibunya yang kemudian meninggal dunia. Pejabat setempat yang bertanggung jawab mengenai masalah kesehatan dan kesejahteraan, Daniel Perez yang merupakan seorang Sosialis berusaha mencuci tangannya dari masalah ini dengan mengatakan bahwa berkas yang diminta tidak pernah diselesaikan dan tidak dikerjakan denga ntepat. Sementara presiden Andalusia, Jose Antonio Grin berpendapat bahwa tidak ada catatan tentang aplikasi yang diajukan oleh Leandro. Kasus ini menciptakan perhatian baru di kalanga nmasyarakat Spanyol. Dimana kasus ini mengingatkan mereka akan kasus bakar diri yang dilakukan Mohammed Bouazizi, seorang pedagang Buah di Tunisia pada tahun 2010 yang menimbulkan gelombang revolusi besar-besaran tidak hanay di Tunisia namun juga di Mesir, Libya, Yaman dan Syria. Tindakan tidak sensitifnya elit politik Spanyol atas tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran di Spanyol sudah membuat malu Spanyol di mata dunia Internasional. Tanpa adanay kepdulian pemerintah dalam mencatat korban bunuh diri tersebut telah memancing gerakan M-15, sebuah gerakan sosial di Spanyol untuk membuak sebuah halaman di Wikipedia mengenai jumlah mereka yang mengakhiri hidupnya karena Krisis di Spanyol, dimana Leandro tidak dihitung, dan apabial dihitung maka akan membuat jumlahnya semakin meningkat. Situasi yang terjadi di Spanyol juga memperlihatkan warga mereka yang lebih memilih mengakhiri hidupnya sendiri ketimbang melakuakn perlawanan kepada pemerintah setempat atau menuntut pergantian rezim pemerintah di tenga hsituasi yang tidak memiliki alternative pilihan. Beberapa pergerakan sosial disana ada yang memiliki ide untuk mempublikasikan nama dan gaji politisi yang bekerja dibawah performa terbaik untuk memaksa mereka bekerja lebih giat di provinsi tempat terjadinya peristiwa bunuh diri tersebut. Dimana, hal itu juga agar mereka mempertanggung jawabkan kelalaian mereka suatu hari nanti. Kendati media dan pemerintah bungkam atas isu ini, namun bunuh diri sudah tercatat secara resmi sebagai penyebab utama tingginay tingkat kematian di Spanyol. dimana menurut Institut Statistik Nasional Spanyol mencatat terdapat 3158 kasus bunuh diri di Spanyo lpada tahun 2011 dimana penyebab utamanay adalah kemiskinan, pengangguran dan penggusuran. Daftar ini tentu sangat sulit untuk dipublikasikan, karena itu hanay beberapa media d iSpanyol yang berani meneybarkan data dan berita ini, diantaranya Third World Information dan Orebro, dua Koran yan gberani untuk menginvestigasi Drama tentang 119 orang yang melakukan bunuh diri antara Januari hingga November 2012 karena tidak sanggup membayar bunga bank. Bencana ini terjadi akibat media dipaksa bungkam oleh rezim yang berkuasa di Spanyol, dimana media telah menjadi korban keyakinan politik bahwa publikasi berita bunuh diri dapat memicu perasaan ingin meniru oleh pembaca dan pendengar yang memiliki penderitaan yan gsama dengan para korban bunuh diri tersebut.Hal ini kemudian menyebabkan sensor dan keheningan mengaburkan dampak sesungguhnya dari krisis ekonomi yang terjadi di Spanyol . Dimana dampaknya kebanyakan dialami oleh para pekerja dan kelas menengah. (Kharizma/ sumber : vdeverdadnews.com) Ribuan masyarakat Spanyol yang melakuakan aksi protes terkai t krisis dimana ribuan warga Spanyol memutuskan untuk bunuh diri sebagagi dampak krisis

Tidak ada komentar: