Kamis, 08 Desember 2011

Menggarap Potensi Ekonomi Jawa Timur dari sektor Kesenian dan Pariwisata

Seandainya saya menjadi anggota DPD, maka saya memilih untuk menjadi anggota DPD asal jawa Timur. Hal ini karena kedua orang tua saya berasal dari sana dan banyak potensi dari jawa Timur yang bisa dikembangkan namun kurang tergarap.

Potensi seni bisa dimanfaatkan sebagai salah satu potensi Jawa Timur dalam mengembangkan potensi ekonomi dan pariwisatanya. Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta, namun untuk industri seni kelihatannya terlalu berpusat di Jakarta. maka dari itu ketika menjadi anggota DPD saya akan membangun pusat perfilman seperti Hollywood dan Institut perfilman seperti IKJ di Surabaya atau Malang. karena di kedua kota ini terdapat cukup banyak anak muda kreatif yang saya yakin dapat digali potensinya untuk memajukan perfilman nasional.

Disamping itu juga, saya akan menggelar festival musik seperti Java Jazz atau Rockinland di Jawa Timur dengan menggandeng promotor-promotor besar. saya melihat Surabaya sudah mulai dilirik sebagai tempat konser artis International. beberapa artis international seperti Slash, Mr. Big dan rencananya Simple Plan akan menggelar konser di Surabaya. maka saya yakin sebuah festival musik besar dapat digelar di kota Surabaya atau Malang.

Tidak lupa juga dengan kesenian Tradisionalnya seperti Ludruk, Gamelan dan Karapan Sapi yang dapat digarap lebih menarik dan lebih disesuaikan dengan kebudayaan kontemporer. dimana, dengan menghidupkan kembali kesenian tradisional di Jawa Timur ini diharapkan akan semakin banyak orang yang datang ke Jawa Timur untuk kesenian tradisional.dan juga akan digelar festival kesenian tradisional untuk mewujudkan hal tersebut. dan saya juga akan mendorong pemda dan pemprov Jawa Timur untuk lebih aktif terlibat.

Disamping potensi kesenian, potensi pariwisata juga dapat dikembangkan seperti pantai plengkung di Banyuwangi yang terkenal dengan keindahan ombaknya untuk berselancar, namun sayangnya selain masih jarang yang tahu, akses menuju tempat tersebut sangat buruk, bahkan apabila ingin kesana hanya bisa dilakukan dengan truk atau mobil besar. hal yang cukup disayangkan mengingat apabila infrastruktur diperbaiki, maka akan semakin banyak turis yang datang ke pantai tersebut. maka seandainya saya menjadi anggota DPD saya akan menggandeng investor untuk mengembangkan potensi pantai plengkung agar bisa lebih dikenal dan dikunjungi wisatawan baik domestik maupun asing.

Di pantai tersebut saya juga akan menggelar festival Osing. karena pantai itu terletak di Banyuwangi dan Banyuwangi menonjol dengan kebudayaan Osing-nya, maka unsur pariwisata dan kebudayaan akan saya satukan di pantai Plengkung ini sehingga potensi Jawa Timur secara ekonomi akan tergarap melalui seni dan pariwisata.

Juga tentunya mengembangkan potensi lain seperti kawasan Rembangan di Jember yang dijuluki puncaknya Jawa Timur, Batu di Malang yang terkenal dengan apelnya juga gunung Bromo dan Semeru yang bisa ditingkatkan lagi potensi pariwisatanya.

Apabila potensi ini dtingkatkan, maka dapat menambah PAD (Pendapatan Asli daerah) jawa Timur dan bisa menyejahterakan rakyat Jawa Timur, maka tidak perlu lagi ada cerita perantau ke Jakarta yang sudah semakin sesak dan padat tiap tahunnya karena didatangi pendatang. minimal, apabila ini berjalan jumlah orang Jawa Timur yang merantau ke Jakarta karena kemiskinan akan berkurang dan kehidupan ekonomi di Jawa Timur akan bergerak.
(Kharizma Ahmada)

Selasa, 29 November 2011

EU Enlargement

Proses perluasan keanggotaan Uni Eropa telah dilakukan sejak masih bernama Komunitas Eropa (European Community). Pada awal mulanya anggota Komunitas Eropa hanyalah 6 negara yaitu Perancis, Jerman Barat, Italia, Belgia, Belanda dan Luxembourg. Namun jumlah anggota EC sendiri terus bertambah menjadi 9 di 1970-an. 12 di era 80-an dan 15 di era 90-an. Runtuhnya rezim Komunis di Eropa Timur dan Tengah membuat integrasi antara engara-negara di Eropa menyentuh negara-negara yang di era perang dingin sulit ditembus.
Di era 90-an sendiri EU sudah berkembang menjadi 15 negara dimana penambahan tersebut terdiri dari Inggris, Denmark dan Irlandia (Era 70-an), Yunani, Spanyol dan Portugal (1980-an) serta Austria, Finlandia dan Swedia (1990-an). Babak pertama dari perluasan disebut “perluasan utara” dimana perluasan ini diwarnai dengan penolakan terhadap Inggris sebanyak 2 kali secara controversial. Dimana, penolakan ini dilakukan oleh presiden Perancis, Jendral Charles de Gaulle yang merasa khawatir Inggris akan menjadi penantang terbesar kepemimpinan Perancis di EC, Walaupun disaat bersamaan mengizinkan pengaruh A.S. diseluruh kebijakan Eropa-nya.
Namun pada akhirnya, Inggris resmi menjadi bagian dari Komunitas Eropa pada tahun 1973 setelah pengunduran diri De Gaulle. Pada tahap kedua perluasan. Keanggotaan EC Menyentuh kawasan selatan dengan bergabungnya negara baru demokrasi yaitu Portugal, Spanyol dan Yunani ke dalam Uni Eropa. Namun bergabungnya negara selatan ini sendiri mendapat sorotan. Karena ketiga negara ini adalah negara miskin yang dikhawatirkan dengan bergabung maka akan kehilangan kepentingan ekonominya. Dengan inisatif Program Single Market sebelum menengok pencapaian Spanyol dan Portugal.
Perluasan tahap ke-III Terjadi di era 90-an dimana Austria, Swedia dan Finlandia menjadi anggota dari format baru yang bernama Uni Eropa. Pertanyaannya adalah netralitas dari ketiga negara tersebut turut dipertanyakan setelah bergabung dalam Uni Eropa. Dimana pada akhirnya dibentuklah sebuah kesepakatan keamanan dan kebijakan Luar Negeri bersama. Yang didirikan dalam Maastricht Treaty tahun 1993. Bagi negara Nordic, terdapat sebuah ketakutan bahwa dengan bergabung dengan Uni Eropa akan menurunkan level standar kehidupan mereka ke level yang tidak dapat mereka setujui sebelumnya.
Prosedur untuk bergabung dengan EU sendiri bergantung dari proses bagaimana negara tersebut menghargai Treaty of The European Union (TEU) artikel 49 yang menyatakan bahwa setiap negara Eropa harus menghormati prinsip-prinsip yang tertera di artikel 6(1) dimana negara tersebut baru dapat mengajukan diri sebagai anggota. Artikel 6(1) merinci bahwa prinsip-prinsip tersebut adalah kebebasan, demokrasi, menghargai HAM dan kebebasan fundamental dan aturan hukum.
Proses penerimaan di Uni Eropa sendiri terdiri dari Apliaksi Formal yang berupa pengajuan lalu Opinion yaitu dewan EU menerima request opini dari Komisi EU. Kemudian Accesion Conference yanitu berupa undangan untuk melakukan proses negosiasi dengan perwakilan negara Pemohon. Lalu dilanjutkan dengan proses negosiasi. Setelah itu adaah kesepakatan yang terjadi antara Komisi Eropa yang menyetujui rekomendasi Dewan Eropa. Dan tahap selanjutnya yaitu penyetujuan oleh parlemen Eropa dan terakhir tentunya adalah Ratifikasi oleh parlemen negara anggota dan pemohon dan kadang-kadang diwarna idengan referendum.
3 syarat untuk menjadi anggota Uni Eropa adalah :
1. Pengaju harus menganut system Demokrasi Liberal
2. Negara anggota harus berlandaskan ekonomi pasar
3. Pengaju harus bersiap mengambil obligasi kemitraan
Jatuhnya rezim komunis di Eropa Timur dan Tengah meningkatkan arus bantuan untuk membantu situasi kondisi ekonomi dan politik disana. Namun uni eropa sendiri ternyata masih belum siap untuk menerima negara-negara Eropa Timur dan tengah untuk menjadi bagian dari mereka. Hal ini karena kejatuhan rezim komunis tidak dapat mereka prediksi sebelumnya. Selain itu mereka juga jaran gmenjalin hubunga ndengan negara-negara Timur dan Tengah. Serta terdapat beberapa negara yang khawatir dengan perluasan seperti Perancis yang khawatir terhadap produk industry murah dan produk pertanian. Argumen tentang perlunya perluasan di Timur juga menjadi perdebatan dimana berdasarkan basis geopolitik dan ekonomi dimana banyak kekhawatiran yang melandasi perluasan. Seperti kolapsnya Yugoslavia yang diyakini akan mempengaruhi keamanan di kawasan Eropa. Serta ketakutan akan banyaknya pencari kerja dari Timur yang mengadu nasib ke wilayah Barat yang pasti aka nmempengaruhi ekonomi, karena pekerja dari timur ini biayanya lebih murah.
Di awal 90-an, Prinsip persyaratan disesuaikan dengan Kriteria Kopenhagen. Prinsip mekanisme itu sendiri berusaha diperkuat UE untuk memperkuat pengaruh di negara pemohon dengan persyaratan prinsipil dimana seluruh pengaju harus memenuhi criteria spesifik untuk diundang bergabung dengan Uni Eropa. Seluruh negara pengaju harus mengadopsi Acquis Communautaire yaitu sebuah badan hukum dan regulasi yang didasarkan pada traktat bentuk dari UE. Acquis sendiri terdiri dari 31 bagian yang mencakup ekonomi secara luas dan isu kebijakan sosial muali dari pergerakan bebas dari nama baik hingga institusi. UE sendiri juga menyiapkan beberapa program untuk membantu perekonomian negara pengaju untuk mempersiapkan diri menjadi anggota seperti PHARE, SAPARD dan ISPA.
Perluasan bukanlah pengaturan kebijakan yan gspesifik akan institusi namun juga perhatian terhadap seluruh area terdekat yang berhubungan dengan area integrasi. Walaupun perluasan menyentuh semua aspek secara luas. Namun ada beberapa isu yang sanagt penting dalam proses integrasi yaitu reformasi agricultural, migrasi, keamanan international dan opini public. Permasalahan yang paling menonjol adalah masalah keamanan. Yang paling menonjol adalah masalah Siprus. Dimana, perselisihan antara dua Siprus yang utara didukung Turki dan selatan didukung Yunani cukup menyulitkan Turki untuk bergabung ke dalam Uni Eropa. Karena memang UE hanay mengakui Siprus selatan sebagai sebuah negara. Disamping itu Turki yang berbatasan dengan Iran, Iraq dan Syria juga memiliki masalah dengan Minoritas Kurdi. Yang dikhawatirkan masalah Kurdi ini akan merembes ke wilaayh Uni Eropa apabila Turki bergabung dengan Uni Eropa. Sehingga EU menunda membahas keanggotaan Turki.
John K. Glenn mengidentifikasi 3 kemungkinan di masa depan yang akan terjadi pada Eropa yaitu :
1. Kegagalan total memiliki oposisi dari negara anggota yang sudah ada
2. Perluasan pada praktiknya sedikit demi sedikit minimal membutuhkan reformasi dari institusi EU dan menghasilkan model integrasi fleksibel yang lestari
3. Perluasan dan reformasi fundamental , setelah EU memunculkan sesuatu yang koheren. Actor streamline dengan agenda kebangkitan.
Dalam praktiknya, apa yang terjadi dengan proses eprluasan mungkin tidak mendekati ke-3 kemungkinan diatas. Ini memunculkan ketidaktuntasan di beberapa area inti tentang bagaimana bentuk Uni Eropa ketika mereka memperluas keanggotaan.
Perluasan sendiri membutuhkan reformasi internal UE, termasuk mengalokasi ulang kursi di parlemen Eropa dan menyusun ulang suara voting di majelis. Namun reformasi lainnya banyak terjadi di 2004.
Perluasan adalah salah satu masalah yang paling mendesak dalam agenda EU. Sementara pengembangan masa depan mengambil alih beberapa informasi disini. Perluasan dianggap suatu proses formal kompleks dengan konsekuensi bagi anggota baru maupun EU sendiri. Namun, penolakan akan perluasan juga akan banyak menimbulkan masalah karena akan menimbulkan skeptimisme tersendiri terhadap UE. Sehingga ayng menjadi masalah bukan harus memperluas atau tidak. Namun kapan dan bagaimana.
Bagi sebagian anggota European Community, External Relation berarti hubungan ekonomi dengan negara ke-3 (non-anggota). Namun secara luas juga mengatur seluruh kebijakan EC termasuk kebijakan luar negeri. Dan itu diwujudkan dengan adanya Common Foreign and security Policy (CFSP). Sejak dibentuknya EU tahun 1993 kebijakan external dianggap lebih meliputi dan konsisten.
Dua instrument kunci untuk kebiajkan external yang dikontrol oleh pilar EC menyangkut kapasitas untuk melakukan kesepakatan dengan negara ketiga dan kapasitas untuk memberikan abntuan terhadap negara ketiga. Instrument ini dapat digunakan untuk tujuan politis. Untuk melindungi hubungan dengan partner inti dan mempromosikan beberapa tujuan seperti HAM salah satunya. Prosedur pembuatan keputusan di parlemen untuk digunakan dalam instrument kebijakan external menempatkan komisi di pusat dan peranan yang cukup tinggi.
Mekanisme untuk mengkoordinasi kebijakan luar negeri nasional dan kesepakatan terhadap kebijakan luar negeri bersama telah berevolusi sejak 1970. Pilar dari CFSP sendiri telah terbentuk sejak awal. Cakupan dari CFSP sendiri bertambah dengan kebijakan keamanan dan pertahanan. Walaupun kapasitas EU untuk operasi militer sendiri masih dalam tahap pengembangan. Badan-badan baru sendiri dibentuk bersama dengan pilar CFSP. Seperti PSC (Political & Security Committee) yang berkedudukan di Brussels. Bertujuan untuk membuat kebijakan dibidang keamanan dan pertahanan.
Tujuan-tujuan dari EU sendiri mencerminkan pendekatan Liberal Internationalist dalam hubungan International dimana mereka lebih mengutamakan pendekatan kerjasama international dan pengembangan demokrasi daripada perang. EU sendiri telah membagi hubunag neksternalnay dalam beberapa tujuan. Namun terdapat pula beberapa tujuan yang penting dan amsuk dalam prioritas termasuk keamanan salah satunya.
Hadangan yang paling penting yang dihadapi EU adalah negara anggota mereka sendiri. Terdapat beberapa tekanan untuk tindakan bersama dan permintaan serta ekspektasi internal. Namun EU sendiri memiliki kapasitas yang kurang untuk merespons tekanan tersebut secara penuh dan efektif. Divisi antara pilar-pilar relevant menjadi tidak terlalu nyata namun harus didatangkan jika kebijakan untuk mencakup area isu yang lebih luas.
EU adalah actor international yan gsangat khusus semacam pembentukan kebiajkan bersama, koneksi ekonomi global dan karakter politik dan bahkan menampilkan ekspektasi umum yang mencakup strategi international dan mempengaruhi pengembangan International.Kadang-kadang EU mengisi harapan tersebut namun kadang tidak. Terutama dalam krisis utama yang menjalar. Negara anggota telah berusaha mencari penyelesaian dengan mereformasi mekanisme untuk mengatur kebijakan eksternal.
Terdapat beberapa peningkatan dramatis dalam output kebjakan eksternal EU. Namun ini tidaklah selalu sesuai dengan ekspektasi EU akan bertindak secara meyakinkan. Konsisten dan berpengaruh dalam hubungan International. Namu nevolusi yang diharapkan kemngkinan akan berjalan lambat karena lagi-lagi terdapat potensi negara-negara akan menginterupsi suatu keputusan bersama atas dasar kepentingan nasional.

PERANG AS – MEKSIKO 1846 – 1848

A. Pendahuluan
Amerika Serikat dan Meksiko adalah negara bertetangga yang seperti halnya negara bertetangga lain di dunia seperti Indonesia dan Malaysia atau Jepang dan Korea yang mempunyai segudang Masalah. Sampai saat ini, kedua negara tersebut bahkan masih memiliki masalah yang harus diselesaikan seperti imigran illegal, Perbatasan dan terakhir perang antara pemerintah Meksiko melawan kartel Narkoba yang dikhawatirkan akan meluas hingga ke Amerika Serikat. Namun, kedua negara ini pernah terlibat dalam sebuah peperangan berskala besar pada tahun 1846 hingga 1848. Dimana peperangan ini bisa dibilang mengubah sejarah kedua negara hingga saat ini.
Peperangan ini sendiri dilatar belakangi oleh peristiwa Revolusi Texas pada tahun 1835. Dimana peristiwa ini adalah peristiwa pemberontakan kelompok Texans atau orang-orang Amerika yang berdomisili di Texas yang pada masa itu masih berada di wilayah Meksiko. Dimana mereka tidak terima dengan sikap pemerintah Meksiko terhadap mereka yang mengakibatkan mereka melakukan perlawanan terhadap pemerintah Meksiko dan memerdekakan diri pada tahun 1835 .
Kemerdekaan Texas sendiri ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Velasco. Namun perjanjian ini sendiri ditandatangani dengan terpaksa oleh jendral Meksiko, Antonio Lopez de Santa Anna dimana pada saat itu Santa Anna sedang berstatus tahanan dan menandatangani perjanjian Velasco untuk terhindar dari hukuman gantung. Namun, pemerintah Meksiko rupanya tidak menerima hasil perjanjian tersebut. Mereka dua kali meneyrang Texas pada tahun 1842, tepatnya pada bulan maret dan September mereka menyerang kota – kota di pinggiran pantai teluk serta merampok dan menjarah di San Antonio.
Semenjak 1836 hingga 1843 pemerintah meksiko sendiri terus menerus memblokade pelabuhan dagang Texas dan mematikan perdagangan republik yang masih muda ini yang kemudian dibalas oleh Texas dengan menciptakan angkatan laut untuk merusak jalur perdagangan di teluk meksiko serta membantu gerakan revolusionis di Yucatan .
Amerika Serikat sendiri sangat antusias dengan kondisi ini, public Amerika sangat mendukung kondisi ini, apalagi mereka merasa bahwa Warga Negara Texas adalah warga negara mereka dan mereka harus menjalankan Manifest Destiny mereka yang pada akhirnya dianggap sebagai pembenar mereka dalam setiap tindakan. Amerika Serikat pun menawarkan aneksasi pada Texas untuk menjadi koloni mereka, hal yang kemudian ditentang oleh Meksiko yang menyatakan bahwa setiap bentuk aneksasi terhadap Texas sama dengan alarm untuk perang. Terutama setelah presiden John Tyler pada awal tahun 1845 menandatangani Joint Resolution oleh Kongres untuk membuat Texas menjadi bagian dari Uni Amerika. Namun, Inggris dan Perancis yang memiliki kepentingan ekonomi di negara Texas berusaha mengancam kedua negara baik AS dan Meksiko untuk membiarkan Texas menjadi negara merdeka. Bahkan delegasi mereka membujuk Presiden Texas Anson Jones untuk menandatangani perjanjian agar tidak dianeksasi oleh Amerika Serikat dan berjanji menekan Meksiko untuk mengakui kemerdekaan Texas. Hal ini sendiri ditolak oleh pemerintah Texas yang merasa negaranya sudah bangkrut dan sudah waktunya bagi mereka untuk bergabung dengan Amerika Serikat.
Hal ini didukung oleh ambisi presiden baru Amerika Serikat, James K. Polk yang ingin memperluas daerah mereka dengan berencana membeli ribuan lahan dari meksiko serta Inggris untuk negara bagian Oregon. Polk sendiri mengirim utusannya, John Slidell ke Mexico City untuk membeli lahan Meksiko dari Texas hingga Pasifik sebesar 25.000 Dollar AS. Hal ini tentu saja ditolak oleh pemerintah Meksiko yang bahkan mengusir Slidell.
Namun, pada akhirnya pada tanggal 29 Desember 1845, Texas memproklamirkan diri sebagai negara bagian Amerika Serikat ke-28 dan menjadi negara bagian ke-15 yang melegalkan pemerintahan. Dan pemerintahan Polk sendiri langsung mengutus Jendral Zachary Taylor untuk mengamankan wilayah selatan dimana kedatangan pasukan Taylor sendiri langsung disambut 6.000 tentara Meksiko dibawah pimpinan Jendral Pedro de Ampudia. Peperangan pun semkain tak terhindarkan ketika Slidell memutuskan kembali ke Amerika Serikat dan membuat marah James K. Polk karena Meksiko menolak pembelian tanahnya oleh Amerika Serikat.
Selain aneksasi Texas, penyebab peperangan ini sendiri adalah keinginan Amerika Serikat untuk menguasai California, daerah gersang di tepi samudera Pasifik yang tidak terurus oleh pemerintah Meksiko dan banyak dihuni oleh warga Amerika. Dan hal ini makin diperkuat dengan kedatanagn kapten John C. Fremont ke California pada bulan desember 1845 setelah mendengar kabar bahwa peperangan antara Amerika Serikat dan Meksiko telah usai dan memproklamirkan negara California di Sonoma sebelum pasukan Amerika mengambilalih .
Hal in imengakibatkan kemarahan Meksiko dan mereka pun mendeklarasikan peperangan pada tanggal 13 Mei 1846. Dimana Polk sendiri menyatakan bahwa Meksiko telah melanggar kedaulatan Amerika dan telah melakukan pertumpahan darah di tanah Amerika dan setelah melakukan perdebatan sengit di kongres kedua negara pun sepakat berperang walau Meksiko baru secara resmi menyatakan perang pada tanggal 7 Juni 1846 .
Peperangan ini sendiri berlangsung selama 2 tahun, dimana Amerika Serikat sendiri begitu mendominasi peperangan ini. Peperangan yang berlangsung dari Palo Alto, California hingga Molino del Rey, Meksiko ini pada akhirnya dimenangi oleh Amerika Serikat. Sebanyak 138 prajurit A.S. tewas dan 673 prajurit terluka. Sedangkan jumlah prajurit Meksiko yang tewas, terluka maupun hilang berjumlah 1.800 prajurit. Otoritas Meksiko sendiri mengibarkan bendera putih pada tanggal 14 September 1847 di Mexico City.
Tanggal 2 Februari 1848. Perjanjian Hidalgo ditandatangani dan kemudian diratifikasi oleh Senat A.S. pada tanggal 10 Maret 1848.Wilayah Meksiko sendiri sesuai perjanjian ini berkurang sekitar 4.400.000 Km dimana wilayah Meksiko berkurang 55% dari total wilayah mereka sebelum perang termasuk Texas. Dan Amerika Serikat sendiri mendapat tambahan wilayah baru yaitu New Mexico, California dan Arizona serta sebagian wilayah Utah dan Nevada. Namun kerugian Finansial sebesar 100 Juta Dollar AS juga dianggap sebagai sesuatu yang sia-sia. Walau banyak pula yang menganggap itu tidak sebanding dengan kebanggaan Amerika Serikat mampu merebut wilayah Meksiko. Mengingat ini adalah perang pertama Amerika Serikat sebagai negara muda di tanah asing dan berakhir sebagai kemenangan
B. Argumentasi
Dalam paper ini, saya akan mencoba mengambil perang ini dari sudut pandang latar belakang Ekonomi dan Politik. Peperangan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Meksiko sendiri memang murni berlandaskan pada kepentingan nasional mereka untuk menjalankan “Manifest Destiny” mereka dimana mereka merasa memiliki hak dan tugas dari tuhan sebagai kaum kulit putih untuk mengambil setiap tanah di dataran Amerika walau harus merebut dan mencuri dari bangsa asli Amerika (Indian) maupun Meksiko .
Salah satu konsep dari kepentingan nasional adalah untuk menjelaskan dan memahami perilaku suatu negara dalam hubungan antar negara. Para penganut Realis menyamakan kepentingan Nasional sebagai sesuatu untuk mengejar Power. Dimana Power adalah segala sesuatu yang dapat mengembangkan dan memelihara control oleh suatu negara terhadap negara lainnya.
Menurut Jack C. Plano dan Ray Olton, konsep kepentingan Nasional adalah tujuan mendasar serta faktor paling menentukan yang memandu para pembuat keputusan (decision making) dalam merumuskan politik luar negeri. Kepentingan nasional merupakan konsepsi yang sangat umum tetapi merupakan unsur yang menjadi kebutuhan yang sangat vital bagi negara. Unsur itu mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara, kemerdekaan, kemandirian, keutuhan wilayah, keamanan militer dan kesejahteraan ekonomi .
Apa yang dilakukan Amerika Serikat dengan memancing peperangan dengan Meksiko memang tidak terlepas dari kepentingan nasional mereka untuk memperluas wilayah. Keinginan mereka untuk menganeksasi Texas, California maupun New Mexico memang didasari pada harapan mereka akan pencarian sumber kekayaan disepanjang daratan Amerika. Dan insting mereka sendiri memang tidak salah. Emas memang kemudian ditemukan di California dan New mexico. Dimana hal ini kemudian popular menjadi Demam Emas California pada tahun 1880-an dan memancing ribuan warga Amerika dan dunia pindah kesana. Sedang di Texas beberapa waktu kemudian ditemukan sumber minyak dalam jumlah besar. Disamping itu, Amerika Serikat semenjak Meksiko merdeka dari Spanyol juga gencar menjalin hubungan dagang dengan Meksiko, dimana pusat perdagangan kedua negara terletak di Santa Fe.
Hubungan dagang yang sangat dekat ini membuat interaksi keduanya menjadi lebih intens. Dan di saat yang sama banyak warga A.S. yang sadar bahwa apabila mereka berhasil mendapatkan pelabuhan di bagian barat benua Amerika akan menjadikan mereka lebih mudah melakukan perdagangan dengan negara Asia.Apalagi wilaayh California memiliki banyak pelabuhan yan gdapat menghubungkan mereka dengan kawasan Asia dan Pasifik ditambah banyaknya jumlah penduduk A.S. yang tinggal di wilayah tersebut membuat Amerika Serikat ingin menjadikan California sebagai negara bagiannya sebagaimana yang dilakukan terhadap Texas.
Namun, factor lain yang menjadi penyebab Amerika Serikat menganeksasi Texas dan wilayah lainnya kebanyakan adalah factor ekonomi. Depresi Ekonomi yang terjadi tahun 1819 atau disebut juga Panic of 1819 menghantam wilayah – wilayah bagian barat Amerika seperti Missouri, Kentucky dan Illionis. Sehingga mereka pun merasa frustasi dan banyak dari mereka menerima ajakan Moses Austin untuk pergi ke Tejas y Coahuila (Texas) untuk memulai hidup baru disana.
Selain itu dalam perang yang terjadi tahun 1846 ini, James W . Cummings dalam Buku Towards The Modern Finance : The American War With Mexico 1846 – 1848 berpendapat bahwa ini adalah untuk pertama kalinya pemerintah Amerika Serikat sukses membiayai sebuah peperangan setelah belajar dari kegagalan pengalaman ratusan tahun sebelumnya dimana Amerika gagal melindungi pelaku-pelaku bisnis dan cenderung menjalankan perekonomiannya secara tertutup seperti yang diterapkan Alexander Hamilton .
Hamilton sendiri menyarankan pembiayaan penysutan utang dalam negeri sebesar 65.000.000 Dollar AS untuk menutupi besarnya anggaran pemerintah Amerika Serikat. Depresi besar yang terjadi pada tahun 1819 juga menjadi penyebab bagaimana Pemerintah Amerika Serikat kewalahan menghadapi masalah ekonominya. Tercatat pada tanggal 3 Maret 1845 hutang Amerika Serikat mencapai US$17.788.853 . Jumlah yang sangat besar, bahkan untuk menutupi Hutang Amerika Serikat terhadap Eropa mereka memutuskan memakai pinjaman dari Pengusaha Rotschild.
Bahkan pada tanggal 3 Desember 1845, Robert J. Walker, sekretaris James K. Polk mengeluarkan 6 kebijakan untuk melindungi moneter AmerikaSerikat yang meliputi
1. Bahwa uang harus dikumpulkan sesuai kebutuhan pemerintah
2. Bahwa pajak tak akan diberikan kepada siapapun jika nilainya dibawah keuntungan maksimal
3. Diskriminasi pelaksanaan pajak tersebut tergantung pada besarnya skala pajak
4. Bahwa pajak penerimaan maksimum harus dikenakan pada setiap kemewahan
5. Seluruh tingkat minimum dan spesifikasi pajak harus dihapuskan dan Tarif Ad Valorem harus digantikan di tempat. Perawatan yang diambil etrhadap penipaun faktur dan dibawah penilaian dan untuk menilai tugas pada nilai pasar yang sesungguhnya.
6. Bahwa pajak harus dioperasikan secara keseluruhan secara bersama-sama dan merata tanpa diskriminasi bagi setiap kelas atau bagian di seluruh negara .
Lanskap ekonomi dan Politik Amerika Serikat sendiri di era Polk memasuki maret 1845 ditempa oleh perang yang terjadi antara Andrew Jackson dan Second Bank sebagai buntut dari Panic of 1837 atau gelombang depresi ekonomi AS kedua setelah tahun 1819. Perjuangan antara Jackson dan Nicholas Biddle, presiden Bank atas Rechatering Institusi dipandang sebagai penyebab terjadinya krisis.
Dibawah kepemimpinan Biddle pasca 1829, Bank menjadi institusi yang kaya dan memiliki Power. Bagi Jackson ukuran dan Privilege tersebut adalah ancaman nyata bagi demokrasi, masyarakat dan pemerintah itu sendiri. Beberapa fitur dari operasi bank telah menyebabkan pembiaran serangan populis secara terbuka, manajemen pribadi, monopoli istimewa, penggunaan dana pemerintah, kepemilikan saham oleh asing secara besar-besaran, dan kemampuan untuk memperluas dan mengontrak pasokan uang untuk pengaruh politik yang signifikan.oleh karena itu, Jackson kemudian mengeluarkan kebijakan mempertahankan kemampuan mata uang, pembatasan pinjaman yang berlebihan, memperluas dan mengontrak supply uang sebagai respons terhadap aktivitas ekonomi serta pemindahan uang yang murah dan mudah bagi pemerintah dan pedagang di seluruh negeri dimana dari sudut pandang komersial, ini adalah pandangan yang tidak buruk dalam menangani krisis.
Panic of 1837 memang melambat namun tidak membuat AS berhenti untuk melanjutkan perluasan yang sudah dilakukan di awal abad 19 untuk menjadikan mereka kekuatan ekonomi dunia. Sejak pertengahan abad 19, Populasi Amerika dalam 20 tahun terus mengalami peningkatan pesat dan ini tidak hanya menjadikan banga mereka saja yang kaya, namun juga tiap-tiap individu.
Namun tren jangka panjang ini segera hilang setelah kejadian 1837, banyak orang Amerika yang kehilangan pekerjaan, bisnis, peternakan dan pendapatan mereka selama akhir 1830-an hingga awal 1840-an. Tentu saja ketidakpuasan ini berkembang dalam aren politik dan menjadi sebuah krisis moneter serta krisis kredit 1837 berkembang menjadi depresi tingkat tinggi pada tahun 1839 - 1841
Hal ini kemudian saya yakini sebagai dasar usaha mereka menganeksasi Texas, wilayah yang hampir bangkrut karena sibuk berperang dengan Meksiko sepanjang 1836 hingga 1845. Apalagi usul ini keluar dari Walker sendiri yang memang ingin Texas jadi wilayah Amerika Serikat. Dimana, wilayah ini adalah penghasil kapas yang besar, dimana komoditi kapas pada masa itu adalah komoditi unggulan dan memiliki nilai jual yang tinggi di pasar Eropa.
Inggris sendiri diyakini turut bermain dalam peperangan ini, kepentingan ekonomi Inggris dan Meksiko pada masa itu cukup luas. Amerika Serikat sendiri masih memiliki hutang yang cukup besar terhadap inggris, karena itu Koran inggris, The Times sendiri menuduh bahwa tujuan dari peperangan yang dilancarkan oleh Amerika Serikat terhadap meksiko sendiri dilandasi keirian pada Meksiko dan keinginan untuk merusak hubungan dagang Inggris dan Meksiko.
Meksiko sendiri adalah sebuah tanah yang penuh dengan sumber daya mineral termasuk berlian. Sejak meraih kemerdekaan dari Spanyol, Meksiko mampu menjadi negara yang makmur, namun hal ini tidak didukung dengan pemerataan kekayaan dan maraknya korupsi di negara tersebut sehingga muncul berbagai pemberontakan termasuk pemberontak Yucatan. Kondisi Meksiko yang masih termasuk negara Infant menjadikan Inggris berminat menjadikan Meksiko sebagai pasar perdagangannya. Tercatat sejak 1824 Meksiko memiliki pinjaman hutang terhadap Inggris senilai 3,2 Juta Pound Sterling. Dan ini mengakibatkan Meksiko menjadi pasar perdagangan potensial Inggris dan inilah yang dianggap sebagai sesuatu yang harus dicegah oleh Amerika Serikat yang merasa kehadiran Inggris di Meksiko bertentangan dengan Doktrin Monroe yang menginginkan seluruh wilayah Amerika berada di tangan Amerika sendiri, bukan di tangan bangsa Eropa dan inilah yang mengakibatkan timbul desas – desus bahwa Amerika Serikat ingin merusak hubungan bilateral kedua negara.
Keuangan Meksiko sendiri sebenernya sempat berkembang melalui kemajuan di ekonomi, perdagangan dan pertanian. Namun pendapatan tersebut terpaksa dipakai untuk melunasi hutang dalam negeri yang mendesak. Dan puncaknya pada tahun 1846, Meksiko berhutang obligasi kepada pemerintah Inggris senilai 56 Juta Peso dan mengakibatkan mereka harus menghadapi peperangan tanpa bantuan dari luar. Selain itu mereka juga banyak menghabiskan uang mereka untuk berperang melawan para Texans dalam revolusi Texas.Sehingga sangat wajar Meksiko kewalahan menghadapi Amerika Serikat dan celah ini sendiri dimanfaatkan oleh Amerika Serikat yang pada mulanya berusaha membeli wilayah-wilayah Meksiko seperti California, New Mexico dan Arizona. Namun, pemerintah Meksiko sendiri rupanya masih mempunyai harga diri, setelah kehilangan Texas, mereka tentu tidak ingin kehilangan lagi 3 wilayahnya. Dan karena penolakan inilah maka Presiden James K. Polk marah dan memutuskan untuk menginvasi Meksiko karena Polk merasa bahwa tanah tersebut adalah milik bangsa Amerika dan Meksiko tidak berhak berdiri diatas tanah tersebut.
Namun dalam buku Mexican – American War, Kelly King Howes juga menyebut satu factor lain yang mendukung peperangan antara Amerika Serikat dan Meksiko yaitu factor perbudakan yang dimana ketika itu sudah dihapuskan di Utara, namun masih dipertahankan di wilayah Selatan. Bisnis perbudakan yang berkembang pesat di era itu menjadikan banyak warga di wilayah Selatan berlomba-lomba mendirikan lahan dan tanah dengan mendatangkan budak-budak murah yang kebanyakan didatangkan dari Afrika. Namun seiring berjalannya waktu, lahan yang dipergunakan untuk menunjuang perbudakan semakin berkurang. Karena seluruh lahan di wilayah Selatan telah habis terpakai baik untuk pertanian maupun perkebunan. Maka mereka merasa perlu untuk mencari lahan baru .
Ketika Moses Austin mendapat tanah sebesar 200.000 akre di Tejas y Coahuila yang kemudian disebut Texas. Maka Austin segera memutuskan membuka lahan di wilaya htersebut. Austin pun mengundang bayak warga Amerika untuk menghuni wilayah tersebut. Seiring berjalannya waktu, Jumlah penduduk Amerika Serikat disana sendiri semakin banyak. Hal ini memang dikarenakan mereka ingin membuka lahan sebanyak-banyaknya untuk mendukung perbudakan dan jumlah penduduk Amerika yang terlewat banyak di wilayah Texas inilah yang mengkhawatirkan pemerintah Meksiko yang kemudian mengenakan pajak tinggi pada mereka yang kemudian menyebabkan terjadinya Revolusi Texas. Setelah Texas, banyak warga Amerika yang lain yang juga merasa perlu tanah baru. Setelah berhasil membeli Louisiana dari Perancis dan Oregon dari Inggris. Mereka juga ingin mendapatkan tanah yang lain, seperti yang disebutkan diatas yaitu New mexico, Arizona dan California. Apalagi semkain banyak jumlah penduduk Amerika Serikat yang bermigrasi ke Barat. Maka tidak heran Polk pun berusaha mengambilalih lahan milik Meksiko dan menganeksasi Texas. Hal yang tentu membuat pemerintah Meksiko marah.
Tingkat perbudakan yang tinggi diyakini sebagai pemicu peningkatan ekonomi A.S. Namun, paradigma tersebut berubah di wilayah utara. Hal ini karena daerah utara mulai meninggalkan ketergantungan merekaterhadap perbudakan dan mulai mengandalkan perekonomian mereka terhadap industry dan perdagangan. Dimana dua hal ini lebih mengandalkan mesin dan sedikit membutuhkan tenaga manusia, disamping itu banyak pula akademisi-akademisi yang menilai perbudakan melanggar norma – norma dan nilai kemanusiaan sehingga perbudakan sendiri ingin dihapuskan. Namun, wilayah selatan yang masih mengandalkan agricultural sebagai landaan perekonomian mereka tentu saja masih mendukung perbudakan. Hingga pada akhirnya Missouri yang notabene utara mengajukan diri sebagai Slave State pada tahun 1820. Dimana ini memicu terjadinya Krisis Missouri, dimana jika hal ini etrjadi maka akan memicu keseimbangan halus antara Slave dengan Non-Slave state akan pudar.namun masalah ini segera selesai ketika Maine menyatakan bahwa negara mereka bebas perbudakan sebagai pengganti Missouri.
Namun, setelah masalah Missouri selesai. Texas menajdi area peperangan baru bagi masalah perbudakan, dan inilah yang kemudian turut menjadi penyebab perang antara AS dengan Meksiko. Dimana, AS khawatir Texas akan menjadi wilayah yang pro-perbudakan apabila dibiarkan merdeka.hal ini disebabkan bahwa salah satu factor pendorong kemerdekaan mereka dari Meksiko adalah akrena mereka menentang kebijakan pemerintah Meksiko yang melarang perbudakan. Karena itu presiden Andrew Jackson sendiri sangat mendukung rencana aneksasi Texas.walau pada mulanya ia khawatir terdapat kesan bahwa AS berusaha mencuri lahan dari Meksiko. Namun ketika penerusnya James K. Polk naik, rencana Aneksasi Texas pun harus diwujudkan, Polk tidak takut apabila terjadi perang degan Meksiko, ia ustru menganggap peperangan dengan Meksiko adalah sesuatu yang menguntungkan karena Polk menganggap bahwa perang dengan Meksiko kemungkinan akan membuat wilayah-wilayah lain juga bias menjadi milik A.S. walau peperangan dengan Meksiko juga berpotensi menghamburkan keuangan A.S. Karena itu aneksasi Texas pun diwujudkan tahun 1845 dengan tujuan untuk menjadikan Texas wilayah yang anti-perbudakan.
Bisnis perbudakan yang popular di selatan pada akhirnya memicu perang saudara dengan Utara atau lebih dikenal dengan Union, Texas sendiri memutuskan berpisah dari Meksiko setelah bisnis perbudakan dilarang di Meksiko, sedangkan orang-orang Texas sedang gemar-gemarnya membuka lahan untuk perkebunan sehingga menyuburkan pemberontakan di wilayah tersebut.dan ketika mereka memerdekakan diri pada tahun 1836, mereka tidak gegabah untuk bergabung dengan Amerika Serikat karena mereka khawatir dengan isu pelarangan perbudakan yang kemungkinan akan diterapkan Utara dan memang diterapkan kemudian hari. Dan mereka baru memutuskan untuk bergabung setelah negara tersebut benar-benar bangkrut dan memang pada tahun 1861 saat terjadi perang sipil, Texas bergabung dengan tentara Konfederasi yang mendukung perbudakan .
Peperangan antara dua wilayah memang cenderung terjadi karena berbagai factor, Menurut Kelly king Howes, Paham Manifest Destiny juga menjadi pembenaran A.S. untuk melakukan perang, apalagi setelah A.S. diguncang dua krisis financial pada tahun 1819 dan 1830. Kebutuhan akan pemasukan baru ditambah dengan keyakinan bahwa tanah Amerika adalah tanah yang dijanjikan untuk mereka menjadi landasan pembenaran Invasi dan pengambilalihan lahan. Mereka merasa bahwa kaum Indian dan Hispanik tidak layak tinggal di tanah Amerika. Karena tanah Amerika adalah tanah yang dijanjikan untuk mereka. Paham ini memang harus diakui masih melekat hingga saat ini, dimana Amerika Serikat sampai sekarang masih ingin menjadikan benua Amerika berada dalam pengaruhnya.
Dalam hubungannya dengan Perang AS – Meksiko tahun 1846, kedatangan bangsa Amerika ke Texas dan wilayah Meksiko lainnya dalam mengokupasi wilayah tersebut menjadi bukti bahwa paham ini masih melekat selain kepentingan Ekonomi dan Politik.




C. Kesimpulan
Disini kita dapat melihat bagaimana masalah ekonomi dapat berkembang menjadi sebuah peperangan yang merugikan. Berawal dari hancurnya perekonomian Amerika Serikat pada depresi tahun 1819 dan 1837 membuat Amerika Serikat berusaha mencari sebuah lahan baru untuk dimukimi. Paham Manifest Destiny juga menjadi penyebab mereka bertualang mencari daerah baru. Maka daerah-daerah seperti New Mexico, California, Arizona dan Texas berusaha mereka aneksasi. Sedang Oregon mereka beli dari Inggris.
Kondisi Meksiko sendiri pasca perang berubah menjadi negara yan gahncur dengan kehilangan 500.000 hektar tanah mereka dan jika dihitung dengan Texas menjadi 1 juta hektar. Walaupun mereka juga mendapat kompensasi senilai 15 Juta dollar AS dari pemerintah Amerika Serikat.
Namun, kita disini melihat bagaimana Amerika Serikat sebuah negara muda yang tengah menggeliat ekonominya berusaha terus memperluas wilayahnya. Wilayah mereka yang semula hanya 13 Negara bagian ketika merdeka athun 1776 bertambah lebih dari 3 kali lipat menjadi 51 Negara bagian pada abad 19.
Sedang meksiko sebuah negara yang baru meraih kemerdekaan pada tahun 1821, banyak mengalami masalah sosial dan ekonomi dalam awal perjalanan hidup negara mereka. Terbukti mereka bukan hanya harus menghadapi pemberontakan di Texas tahun 1835 maupun melawan Amerika Serikat dalam perang tahun 1846 – 1848. Namun, mereka juga harus menghadapi pemberontak di Semenanjung Yucatan dan kelompok Indian. Kondisi dan situasi nasional yang seperti ini yang cenderung membuat Meksiko menerima tantangan A.S. untuk berperang dan mempertahankan harga diri mereka dengan berusaha mempertahankan wilayah mereka. Kekalahan dari A.S. membuat Meksiko menjadi negara yang bangkrut, mengalami kehancuran ekonomi dan terjebat dalam konflik agama dan ras.
Memang harus diakui, bahwa masalah Texas adalah factor terbesar yang menjadi pemicu perang. Hal ini dikarenakan Meksiko merasa apabila Texas merdeka dan dianeksasi Amerika Serikat akan membuat negara bagian lain diambil alih pula. Itulah yang pada akhirnya benar-benar terjadi dimana Meksiko harus kehilangan negara bagian seperti California, Arizona, New Mexico ,Utah dan sebagian dari Wyoming dan Colorado.
Walaupun perang kedua negara sudah berakhir namun permasalahan batas dan konflik antara kedua negara masih terus berlangsung bahkan hingga saat ini. Saat ini cukup banyak masalah yang menimpa kedua negara.
Banyaknya arus imigran illegal dan masalah kartel di Meksiko adalah amsalah yang harus diselesaikan saat ini. Sehingga pemerintah Amerika Serikat harus belajar dari pengalaman masa lampaunya untuk lebih berhati-hati mengeluarkan kebijakan. Pembangunan ekonomi di kawasan Meksiko dan Amerika Tengah juga harus diperhatikan agar tidak ada lagi imigran-imigran hispanik di Amerika Serikat. Amerika juga harus mau merendah hati, dan melupakan Manifest Destiny yang selalu menjadi pembenar dalam tiap aksi mereka. Karena perang AS – Meksiko 1846 – 1848 ini sendiri juga karena factor Manifest destiny itu sendiri. Banyak rakyat Amerika yang menganggap bahwa mereka layak mendapat tanah-tanah yang dijanjikan tersebut dan mendukung pemerintah untuk berperang baik dengan Penduduk asli Amerika (Indian) maupun kaum Hispanik.
Ini juga menjadi renungan untuk Amerika saat ini. Walau tidak menganeksasi, namun kegemaran mereka mengintervensi negara lain juga meruakan bahaya laten karena sewaktu-waktu Amerika bias saja mendapat serangan balik dai negara-negara dunia. Karena itu, ikut campurnya A.S. di Iraq, Afghanistan, Libanon, Iran dan Korea Utara harus segera dihentikan agar peperangan yang lebih besar dari perang A.S. – Meksiko yaitu Perang Dunai bsia dicegah. Dan semoga pelajaran dari Perang A.S. – Meksiko 1846 – 1848 bisa dijadikan renungan.