Kamis, 18 September 2008

Stop Perusakan Alam

“Apabila Sungai terakhir tercemar, apabila pohon terakhir tertebang, dan apabila ikan terakhir tertangkap maka pada saat itu manusia baru sadar bahwa mereka tak bisa memakan Uang” . Ungkapan yang berasal dari Greenpeace ini adalah Mutlak benar. Mengapa? Karena, bagaimanapun juga Tumbuhan, Hewan, Sungai dan segala yang ada di alam semesta sangat dibutuhkan oleh umat manusia. Sungai dibutuhkan oleh manusia sebagai sumber kehidupan dan memiliki banyak manfaat, yaitu untuk irigasi, PLTA dan bayak lagi, serta yang paling penting adalah sebagai sumber untuk Minum umat manusia, sedangkan pohon sangat dibutuhkan umat manusia untuk enyerap Co2 pada siang hari, serta menyerap air, sehingga mencegah terjadinya banjir.Dan sangat tak bisa dibayangkan apabila Sungai dan Pohon yang merupakan sumber kehidupan harus tercemar dan habis.

Namun, saat ini kesadaran manusia akan hal tersebut kelihatannya sangat kecil, ini bisa dilihat dari banyaknya sungai di Indonesia yang tercemar oleh limbah dan Pohon di Indonesia yang ditebangi secara terus menerus tanpa direboisasi. Kondisi ini akan sangat memprihatinkan karena ini bisa mengganggu jalannya kehidupan. Manusia kelihatannya sangat tidak peduli dengan lingkungan, ini terbukti dari mereka yang terus menerus merusak lingkungan ini, dan yang paling berperan ebsar dalam perusakan lingkungan ini adalah Industri atau Pabrik, karena limbah yang mereka hasilkan selalu mereka buang ke sungai. Hal ini sangat tidak baik, karena limbah tersebut akan mencemari sungai, dan ketika sungai dicemari, maka segala Makhluk hidup di dalamnya akan keracunan juga, sehingga banyak ikan-ikan dan makhluk sungai lain yang mati. Padahal peranan Sungai bagi penduduk sekitar sangatlah penting. Namun, para pemilik Industri kelihatannya kurang peduli akan hal ini. Selain itu pengeboran minyak di laut lepas juga membawa dampak buruk bagi lingkungan, sudah banyak ikan yang mati karena pengeboran minyak ini. Kondisi ini sangat miris ditambah lagi banyak pohon-pohon yang ditebangi dan Hutan-hutan yang dijadikan daerah Perkebunan, bahkan menurut paar pengamat, dalam waktu beberapa tahun 85% wilayah hutan di Indonesia sudah rusak. Kondisi ini akan sangat disayangkan karena hutan adalah Paru-paru dunia, dan ketika paru-paru itu dirusak, maka bumi ini juga akan ikut rusak, yang lebih menyedihkan lagi, setiap musim kemarau, selalu terjadi pembakaran Hutan yang asapnya bahkan sampai ke Singapura dan Malaysia.

Kondisi seperti ini tak boleh dibiarkan terlalu berlarut, karena apabila alam terus dirusak, maka bencana alam ibarat sudah siap menunggu. Bencana tsunami, Bahorok, tanah longsor sudah terjadi, jangan sampai bencana lain menyusul. Saat ini, pemerintah harus menggalakan kegiatan menanam pohon, selain itu pemerintah harus memperketat izin pemberian HPH (Hak Penebangan Hutan) dan aparat penjaga hutan juga harus sadar bahwa apabila mereka membantu perusak hutan maka mereka sendirilah yang akan rugi, pencemaran sungai juga harus dihentikan, Industri harus lebih bertanggung jawab dengan limbah yang mereka hasilkan, jangan melakukan tindakan tak bertanggungjawab dengan membuang ke sungai, limbah tersebut harus bisa diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu, sungai yang sudah tercemar seperti Ciliwung atau Kalimalang juga harus dibersihkan, walau kadar Limbah di Sungai tersebut sudah parah terutama Ciliwung, namun Pemerintah tetap harus berusaha untuk menjadikan Sungai Ciliwung seindah dulu, dan pengeboran minyak di lepas pantai juga harus dikurangi agar tidak menyebabkan Ikan-ikan mati. Apabila sampai saat ini kita hanya diam dan tidak mengambil tindakan, maka mungkin kita baru bisa sadar ketika kalimat pembuka di paragraph pertama tadi benar-benar terjadi. Barulah kita tersadar…

Tidak ada komentar: